Pantai Parangtritis

Pantai Parangtritis

Siapa yang tak mengenal pantai Parangtritis? Hampir setiap wisatawan yang berkunjung ke kota Yogyakarta akan menyempatkan diri menikmati keindahan pantai Parangtritis yang berada di kabupaten Bantul. Pantai Parangtritis rasanya pantai dengan wisata yang cukup lengkap. Wisata alam (natural) yang berupa pemandangan alam pantai dengan latar belakang perbukitan batu gamping di arah tenggara, serta gumuk pasir (sand dune).

Wisata budaya (cultural) yang dikaitkan dengan legenda ratu pantai selatan dimana pengunjung tak diperbolehkan memakai baju warna hijau jika berkunjung di pantai ini. Selain itu di deretan pantai Parangtritis juga terdapat obyek wisata budaya “Watu Gilang,” yang menurut legenda merupakan pertemuan antara panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kidul, di tempat ini biasanya setiap tahun diadakan upacara Labuhan. Di sebelah utara dari Batu gilang ini terdapat perbukitan. Di atas bukit Sentara ini terdapat makam Syeh Belabelu seorang keluarga raja Majapahit sebagai ulama penyebar agama Islam dan makam Syeh Maulana Maghribi seorang saudagar dari Arab dan sekaligus penyebar agama Islam. Biasanya untuk hari-hari tertentu tempat ini ramai dikunjungi oleh orang. Cerita tentang kedua Syeh yang di makamkan di tempat itu dapat kita dengar langsung dari masyarakat sekitar pantai.

Pantai Parangtritis memang tak lepas dengan warisan budaya yang diwariskan turun temurun. Warisan budaya yang diwariskan secara turun temurun ini baik upacara, mitos, cerita dan tempat-tempat yang dianggap sakral seperti watu gilang bisa dijadikan sebuah paket wisata budaya. Selain pengunjungi dapat menikmati keindahan pantai, pengunjung juga mendapatkan pengetahuan tentang budaya dan obyek wisata lain selain pantai.

Selain menghadirkan wisata alami maupun budaya, nampaknya pantai Parangtritis juga mempunyai potensi menjadikan wisata edukasi bagi para pengunjung. Pantai Parangtritis terkenal dengan gumuk pasirnya yang bertipe bulan sabit (barchan), yang merupakan satu-satunya bentukan gumuk pasir yang ada di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Gumuk pasir ini terjadi dari pasir hitam yang terbawa ke laut selatan oleh sungai Progo dan sungai Opak. Kedua sungai ini membawa material hasil letusan dari gunung Merapi. Pasir hitam ini terendapkan di muka muara sungai. Oleh kombinasi ombak yang kuat dan arus laut serta angin yang cukup kuat, terbentuklah gumuk-gumuk pasir.

Wisata edukasi lainnya selain gumuk pasir adalah adanya aliran lava yang tersingkap. Lava ini termasuk dalam kegiatan vulkanik pertama di pulau Jawa, yakni akhir Oligosen/awal Miosen. Singkapan lava yang terlihat di permukaan di daerah Parangkusumo terdapat dua bagian yang sebenarnya bagian bawahnya menyambung sebagai aliran. Di bagian utara terdapat singkapan lava yang cukup besar dan bagian selatannya dua buah sikapan kecil yang muncul di permukaan yang di sebut dengan Watu gilang. Watu gilang ini sudah dipagari dan dijadikan tempat yang namanya Cepuri Parangkusumo. Makanya dua buah batu yang diceritakan sebagai tempat bertemunya panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul tak dapat diangkat dan dipindahkan karena merupakan singkapan dari aliran lava yang memanjang.

Wisata edukasi lainnya yaitu terdapat mata air panas yang terdapat di tepi jalan Parangkusumo dan Parangtritis yang disebut Parangwedang. Air dari mata air ini hangat dan konsentrasi kimianya tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya sesar, dimana air tanah dalam yang berasal dari pegununugan disebelah timurnya mendapat panas bumi.

Jadi jika selama ini kita hanya menikmati keindahan alam saja di pantai Parangtritis, nampaknya perlu sekali-kali mencoba menikmati keindahan pantai Parangtritis dari wisata budaya dan wisata edukasinya.









View Larger Map

Sumber: http://wisata.kompasiana.com

Pulau Sempu

Pulau Sempu Malang

Pulau Sempu, merupakan sebuah kepulauan kecil yang berada di sebelah selatan Pulau Jawa. Pulau ini berada dalam wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur,atau tepatnya berada di selatan Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. Saat ini pulau Sempu merupakan sebuah kawasan cagar alam yang dilindungi oleh pemerintah. Dalam dalam pulau ini tidak ditemukan adanya mata air laut di tengah pulau.

Pulau sempu merupakan pulau yang tidak berpenduduk dan di dalamnya hanya terdiri dari hutan berbukit yg sebagian besar adalah hutan mangrove. Pulau sempu memiliki sebuah danau yaitu segara anakan, danau ini merupakan danau pasang surut air laut yang indah. Meskipun memiliki kedalaman sekitar 5 meter, danau ini aman untuk kegiatan snorkling ataupun hanya sekedar berenang karena sudah terbebas dari ombak laut lepas samudra Indonesia.

Snorkling di segara anakan memberikan nuansa tersendiri karena terumbu karangnya masih sangat alami dan belum rusak oleh tangan-tangan jahil manusia.


Secara geografis, Pulau Sempu terletak di antara 112° 40' 45? - 112° 42' 45? bujur timur dan 8° 27' 24? - 8° 24' 54? lintang selatan. Pulau itu memiliki luas sekitar 877 hektar, berbatasan dengan Selat Sempu (Sendang Biru) dan dikepung Samudera Hindia di sisi selatan, Timur dan Barat.

Pulau Sempu dapat ditempuh dari Malang melalui Pantai Sendang Biru, dan penyeberangan menggunakan perahu nelayan, serta mendapat perijinan.untuk bisa masuk ke tempat wisata pulau sempu.tapi biarpun begitu tidak akan menyesal karena keindahan pulau sempu itu sendiri. (artikel Wiki)












Sumber: http://www.wisatanesia.com

Badak Bercula Satu

Badak Bercula Satu

Indonesia adalah Negara super lengkap. Kenapa bisa dibilang begitu? Ya, karena Indonesia yang merupakan Negara tropis dan berada tepat di garis katulistiwa ini, adalah habitat fauna paling besar di dunia. Segala macam populasi fauna ditemukan di Indonesia, diantaranya yang paling khas adalah jenis Badak Bercula Satu (Rhinoceros sondaicus). Badak bercula satu atau sering disebut juga Badak Jawa merupakan  salah satu spesies satwa terlangka di dunia dengan perkiraan jumlah populasi tak lebih dari 60 individu. Di Indonesia, badak bercula satu, ditempatkan di taman perlindungan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dan sekitar delapan individu di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam (2000). Badak Jawa juga dalam kategori sangat terancam atau critically endangered dari badan konservasi dunia IUCN.

Saat ini hanya tersisa 5 spesies Badak, 2 spesies diantaranya terdapat di Indonesia. Berikut jenis spesies Badak yang masih bertahan hidup hingga saat ini;


  • Badak Sumatera (Sumatran rhino) bercula dua atau Dicerorhinus sumatrensis. Terdapat di Pulau Sumatera (Indonesia) dan Kalimantan (Indonesia dan Malaysia).
  • Badak Jawa (Javan rhino) bercula satu atau Rhinocerus sondaicus. Terdapat di Pulau Jawa (Indonesia) dan Vietnam
  • Badak India (Indian rhino) bercula satu atau Rhinocerus unicornis. Tedapat di India dan Nepal.
  • Badak Hitam Afrika bercula cula (Black Rhino) atau Diceros bicormis. Terdapat di Kenya, Tanzania, Kamerun, Afrika Selatan, Namibia dan Zimbabwe.
  • Badak Putih Afrika bercula dua (White Rhino) atau Cerathoterium simum. Terdapat di Kongo.
Dari kelima badak diatas, masing-masing memiliki ciri fisik yang khas, berikut ciri-ciri Fisik Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)
  • Warna tubuh abu-abu kehitam-hitaman.
  • Memiliki satu cula, dengan panjang ± 25 cm (pada betina ada kemungkinan tidak tumbuh/ kecil sekali)
  • Berat badan mencapai 900 – 2300 kg, panjang tubuh ±2 – 4 m dan tinggi dapat mencapai hampir 1,7 m.
  • Kulitnya memiliki semacam lipatan sehingga tampak seperti memakai tameng baja.
  • Rupa mirip dengan badak India namun tubuh dan kepalanya lebih kecil dengan jumlah lipatan lebih sedikit.
  • Bibir atas lebih menonjol berfungsi untuk meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut.
Tidak hanya di Jawa, populasi Badak Jawa ini dulu diperkirakan tersebar juga di Sumatera yaitu di daerah Aceh sampai Lampung. Tapi, kini Badak Jawa hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUT), Banten. Selain itu terdapat di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Di Indonesia sendiri, Badak Jawa pernah ditemukan diluar TNUT yaitu pada tahun 1934, ditemukan ditembak oleh pemburu di Tasikmalaya, dan saat ini specimennya disimpan di Museum Zoologi Bogor.

Berikut Klasifikasi Ilmiah Badak Jawa:
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Subfilum: Vertebrata
Kelas: Mammalia
Ordo: Perissodactyla
Superfamili: Rhinocerotides
Famili: Rhinocerotidae
Genus: Rhinoceros
Spesies: Rhinoceros sondaicus











Sumber: http://carapedia.com

Cendrawasih - Burung Surga

Cendrawasih Kuning Kecil
 (Lesser Bird of Paradise - Paradisaea Minor)

Burung Cendrawasih layak digelari sebagai Burung Surga (Bird of Paradise). Burung Cendrawasih yang merupakan burung khas Papua, terutama yang jantan, memiliki bulu-bulu yang indah layaknya bidadari yang turun dari surga (kayangan). Keindahan bulu Cendrawasih tiada duanya.

Burung Cendrawasih merupakan sekumpulan spesies burung yang dikelompokkan dalam famili Paradisaeidae. Burung yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur, Papua Nugini, dan Australia timur ini terdiri atas 14 genus dan dan sekitar 43 spesies. 30-an spesies diantaranya bisa ditemukan di Indonesia.

Oleh masyarakat Papua, burung cendrawasih dipercaya sebagai titisan bidadari dari surga. Dulunya burung ini dianggap sebagai burung cantik tetapi tidak berkaki. Mereka tidak akan turung ke tanah tetapi hanya berada di udara saja lantaran bulu-bulunya yang indah. Karena itu kemudian burung Cenderawasih terkenal sebagai Bird of Paradise atau Burung Surga (Kayangan). Dan beberapa jenis yang terkenal adalah dari genus Paradisaea yang penamaannya berasal dari kata Paradise.


Diskripsi dan Ciri Cendrawasih. Burung-burung Cendrawasih mempunyai ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantan. Umumnya bulunya berwarna cerah dengan kombinasi beberapa warna seperti hitam, cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu.

Ukuran burung Cenderawasih beraneka ragam. Mulai dari yang berukuran 15 cm dengan berat 50 gram seperti pada jenis Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius), hingga yang berukuran sebesar 110 cm Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Epimachus albertisi) atau yang beratnya mencapai 430 gram seperti pada Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung (Manucodia comrii).

Keindahan bulu Cendrawasih jantan digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Untuk ‘merayu’ betina agar bersedia diajak kawin, burung jantan akan memamerkan bulunya dengan melakukan tarian-tarian indah. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan bergoyang dengan berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies Cendrawasih tentunya punya tipe tarian tersendiri.

Burung Cendrawasih mempunyai habitat hutan lebat yang umumnya di daerah dataran rendah. Burung dari surga ini dapat dijumpai di beberapa pulau di Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua. Selain itu juga dapat ditemukan di Papua Nugini dan Australian Timur.


Jenis-jenis Burung Cendrawasih. Cenrawasih terdiri atas 13 genus yang mempunyai sekitar 43 spesies (jenis). Indonesia merupakan negara dengan jumlah spesies Cendrawasih terbanyak. Diduga sekitar 30-an jenis Cendrawasih bisa ditemukan di Indonesia. Dan 28 jenis diantaranya tinggal di pulau Papua.

Beberapa jenis Cendrawasih yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah:


  • Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus); endemik Maluku.
  • Cendrawasih Panji (Pteridophora alberti); Papua
  • Cendrawasih Kerah (Lophorina superba); Papua
  • Cendrawasih Paruh-sabit Kurikuri (Epimachus fastuosus); Papua.
  • Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica); endemik pulau Waigeo, Raja Ampat.
  • Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius); Papua dan pulau sekitar.
  • Cendrawasih Belah Rotan (Cicinnurus magnificus); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii); endemik Maluku.
  • Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca); Papua.
  • Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra); endemik pulau Waigeo, Indonesia.
  • Toowa Cemerlang (Ptiloris magnificus); Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.
  • Manukodia Mengkilap (Manucodia ater); Indonesia dan Papua Nugini.
  • Paradigala Ekor-panjang (Paradigalla carunculata); Papua.
  • Astrapia Arfak (Astrapia nigra); endemik Papua, Indonesia.
  • Parotia Arfak (Parotia sefilata); endemik Papua, Indonesia.
  • Pale-billed Sicklebill (Drepanornis bruijnii); Indonesia dan Papua Nugini.

Burung Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca) ditetapkan menjadi Fauna Identitas provinsi Papua. Dan beberapa jenis seperti Cendrawasih Raja, Cendrawasih Botak, Cendrawasih Merah, Toowa, dan Cendrawasih Kuning Kecil, telah masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999.


Sayangnya populasi burung Cendrawasih semakin hari semakin terancam dan langka akibat perburuan dan perdagangan liar yang terus berlangsung.

Klasifikasi ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Passeriformes; Famili: Paradisaeidae; Genus: Lycocorax, Pteridophora, Lophorina, Epimachus, Cicinnurus, Semioptera, Seleucidis, Paradisaea, Ptiloris, Manucodia, Paradigalla, Astrapia, Drepanornis, dan Parotia. Spesies: lihat artikel.













Referensi dan gambar:
www.iucnredlist.org
www.burung.org/detail_txt.php?op=news&id=179
commons.wikimedia.org (gambar)
http://uniqpost.com

Sumber: http://alamendah.wordpress.com

Pulau Komodo

Pulau Komodo
Taman Nasional Pulau Komodo Indonesia – Pulau Komodo merupakan pulau yang terletak di ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Untuk menuju pulau komodo dapat dimulai Dari Kupang, ibukota Provinsi NTT, wisatawan dapat naik pesawat menuju Ende, sebuah kota di Pulau Flores. Setiba di sana, perjalanan dilanjutkan menuju Kota Labuhanbajo selama sepuluh jam dengan menggunakan minibus. Dari kota yang terletak di bagian paling barat Pulau Flores ini perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Komodo dengan menggunakan speed boat yang memakan waktu sekitar dua jam. Untuk harga tiket taman nasional pulau komodo Wisatawan mancanegara dikenakan biaya tiket masuk sebesar $5 US per orang untuk satu hari, dan wisatawan lokal dikenakan biaya Rp 25.000 per-orang.

Sedangkan Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.

Hingga kini, hewan komodo menjadi kebanggaan karena menjadi sumber pendapatan penduduk lokal dari para wisatawan yang berkunjung ke pulau yang berpenduduk kurang lebih 4.000 jiwa ini. Di pulau ini, wisatawan dapat melihat hewan komodo yang merupakan spesies kadal terbesar di dunia dengan rata-rata panjang tubuhnya mencapai hingga 3,13 meter dan beratnya mencapai 165 kg. Wisatawan juga dapat menyaksikan berbagai aktivitas hewan langka ini, seperti perkawinan komodo yang terjadi antara bulan Mei hingga Agustus; komodo tengah menyantap rusa, kambing, babi dan menyaksikan komodo berjemur di jalanan dan di cabang pepohonan pada pagi hari. Untuk melindungi komodo dari kepunahan, maka pada tahun 1980 pemerintah menjadikan Pulau Komodo sebagai Taman Nasional Komodo. Enam tahun kemudian, yakni tahun 1986, taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Taman nasional ini terdiri atas dua pulau besar, yakni Pulau Rinca dan Padar, yang dikelilingi oleh beberapa pulau kecil. Total luas wilayah daratan taman nasional ini mencapai 1.817 km².


Banyak hal yang dapat Anda lihat dan lakukan di sini. Sebuah pengalaman menakjubkan bila Anda melihat komodo dari jarak dekat di habitat aslinya tentunya bersama pemandu. Di Pulau Rinca, Anda dapat melihat komodo berbaring di luar rumah penjaga taman nasional atau berbaring dekat rumah petugas. Sebelumnya, untuk bisa melihat komodo, Anda harus memberikan kambing sehingga menarik perhatian komodo, namun hal tersebut sudah dilarang saat ini.

Jika Anda tidak sempat melihat komodo, maka Pulau Rinca dan Komodo memiliki pemandangan yang indah dengan pantai berpasir putih, hutan mangrove, padang rumput savanna, dan pantai biru yang jernih.


Di sini juga Anda dapat melakukan kegitan lain seperti diving dan snorkeling. Anda juga dapat melaut dengan menggunakan kapal layar atau perahu nelayan. Beberapa tempat menyelam yang disarankan adalah Pantai Merah, Batu Bolong, dan Pulau Tatawa.

Di Pantai Merah Anda akan menikmati pantai indah yang berpasir merah muda. Saat ombak menyapu maka warna pasir berubah manjadi merah muda. Pantai yang seperti ini diperkirakan hanya ada 7 di dunia. Terumbu karang di bawah lautnya sangat menakjubkan karena dihuni beragam ikan hias yang berwarna warni seperti bat fish, butterfly fish, dan clown fish. Jumlahnya diperkirakan mencapai 1000 species ikan, 260 species terumbu karang, dan 70 species sponge. Bagaimana, tertarik?

Saat Anda berada di perahu jangan heran bila disambut oleh lumba-lumba, bahkan bila beruntung Anda dapat melihat penyu hijau ataupun paus berenang di perairan ini.

Jika Anda ingin melihat ribuan kelelawar maka Anda dapat menginap di perahu motor di perairan Pulau Kalong dekat Pulau Rinca.

Berikut ini keterangan tentang alam di Taman Nasional komodo.

Terrestrial Fauna



Hewan yang Hidup di Darat
Di Pulau ini hewan yang hidup di darat jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan hewan lautnya. Akan tetapi, meski di darat dihuni sedikit jenis hewan namun merupakan habitat untuk hewan unik komodo. Banyak juga terdapat hewan mamalia khas seperti, rusa, babi, beruk, dan musang. Beberapa hewan reptil dan burung memiliki kemiripan seperti yang terdapat di Australia. Termasuk scrubfowl berkaki jingga, lesser sulpher-crested cockatoo, dan nosy friarbird.

Hewan reptil selain komodo adalah 12 spesies ular yang hidup daratan pulau ini. Termasuk cobra (Naja naja sputatrix), Russel’s pit viper (Vipera russeli), dan ular pohon hijau yang berbisa (Trimeresurus albolabris). Kadal termasuk 9 spesies skink (Scinidae), tokek (Gekkonidae), kadal tak bertungkai (Dibamidae), dan biawak (Varanidae). Jenis katak seperti bullfrog Asia (Kaloula baleata), Oreophyne jeffersoniana, dan Oreophyne darewskyi. Mereka biasanya dapat ditemukan di dataran tinggi yang lembab.

Hewan mamalia meliputi rusa timor (Cervus timorensis), mangsa utama komodo, kuda (Equua sp.), kerbau (Bubalus bubalis), babi jantan hutan (Sus scrofa vittatus), beruk ekor panjang (Macaca fascicularis), musang palem (Paradoxurus hermaphrodites lehmanni), tikus yang hanya terdapat di Pulau Rinca (Rattus rintjanus), dan kelelawar buah. Anda juga dapat menemukan kambing, anjing, dan kucing.

Burung adalah salah satu spesies utama di sini. Ada scrubfowl berkaki jingga (Megapodius reinwardti), burung yang hidup di darat. Di kawasan padang rumput savanna terdapat 27 spesies yang dapat Anda amati. Geopelia striata dan Streptopelia chinensis adalah spesies yang paling banyak ditemui. Ada juga 28 spesies burung, Philemon buceroides, Ducula aenea, dan Zosterops chloris yang paling sering ditemui.

Lingkungan Fisik Laut
Wilayah laut membentuk 67% taman nasional. Perairan terbuka di taman nasional memiliki kedalaman 100 dan 200 m. Selat Rinca dan Flores serta Padar dan Rinca, relatif dangkal sedalam 30 sampai 70 m, dengan arus yang besar. Kombinasi dari arus yang deras, batu karang, dan pulau-pulau kecil membuat pulau-pulau di sekitar Pulau Komodo sulit dijangkau dan berbahaya. Pelabuhan dalam yang aman terdapat di teluk Loh Liang di pantai timur Pulau Komodo, pantai tenggara Padar, dan teluk Loh Kima dan Loh Dasami di Rinca.

Di bagian utara taman nasional, suhu airnya berkisar antara 25-29ºC. Di bagian tengah, suhu air berkisar antara 24 dan 28ºC. Suhu airnya lebih rendah di bagian selatan, berkisar antara 22-28ºC dengan tingkat keasinan sekitar 34 ppt dan airnya cukup jernih meskipun air yang dekat dengan pulau sedikit keruh.

Ekosistem Laut
Indonesia merupakan satu-satunya wilayah yang dilewati garis khatulistiwa di dunia dimana terdapat pertukaran flora dan fauna laut antara samudra pasifik dan Hindia. Koridor di Nusa Tenggara (dahulunya pulau Sunda Leusser) antara Sunda dan Sahul menunda perpindahan antara samudra Pasifik dan Hindia. 3 ekosistem utama di Taman Nasional Komodo adalah bentangan laut, batu karang, dan hutan hutan mangrove (bakau). Taman nansional ini adalah jalur perpindahan cetacean.

Tumbuhan Laut
Tiga flora utama di lautnya adalah alga, rumput laut, dan pohon bakau. Alga adalah tumbuhan primitif yang tidak memiliki akar, daun, dan batang. Susunan karang alga yang penting adalah alga merah coralline yang mengeluarkan kerangka batu gamping yang keras yang dapat mengerak dan melekatkan karang yang sudah mati. Lamun atau Seagrass adalah tumbuhan modern yang menghasilkan bunga, buah-buhan, dan biji-bijian untuk reproduksi. Seperti namanya, bentuk lamun seperti sehelai besar rumput yang tumbuh di bawah laut di pasir dekat tepi laut.

Thallasia sp. dan Zastera spp. adalah spesies yang paling banyak ditemui di taman nasional. Pohon bakau dapat hidup di tanah yang asin atau air dan dapat ditemukan di seluruh taman nasional. Didentifikasi setidaknya 19 spesies bakau asli dan beberapa spesies bakau yang lain yang berada di perbatasan taman nasional.

Hewan Laut
Taman Nasional Komodo termasuk dalam salah satu alam laut terkaya di dunia. Kehidupan laut di taman nasional ini tercatat sebanyak 259 jenis karang dan 1.000 jenis ikan seperti barakuda, marlin, ekor kuning, kakap merah, baronang. Di sini Anda dapat temukan foram, cnidarian, termasuk lebih dari 260 spesies susunan terumbu karang, bunga karang sekitar 70 spesies, ascidian, cacing laut, moluska, echinoderm, udang-udangan, cartilaginous, dan ikan bertulang lebih dari 1.000 spesies, reptil laut, dan mamalia laut seperti lumba-lumba, paus, dan dugong. Beberapa spesies penting yang bernilai komersil adalah timun laut (Holothuria), Napoleon wrasse (Cheilinus undulates), dan ikan-ikan yang berkelompk seperti sarden.














Sumber:  http://areaterbaru.com; http://www.wartabeta.com; http://www.indonesia.travel